Mengenal Hedonisme, Gaya Hidup Konsumtif yang Menjalar Generasi Muda


Di zaman di mana semuanya serba datar seperti sekarang ini, pola perilaku masyarakat dapat berubah-ubah menyesuaikan situasi dan kondisi di sekitarnya. Pun pada pemilihan gaya hidup, mulai dari masyarakat dengan ekonomi yang serba pas-pasan, ekonomi menengah hingga mereka yang masuk golongan kelas atas, setiap orang memiliki kebutuhan dan keinginannya sendiri.

Bagi sebagian orang, gaya hidup merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup mereka, sebab dengan memiliki gaya hidup akan membuat seseorang merasa hidupnya lebih berarti. Seperti halnya gaya hidup hedonis yang saat ini tengah merebak di kalangan anak muda.

Apa itu Hedonisme?

Hedonisme adalah pandangan hidup yang mengganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Yang dimaksud dengan kesenangan disini dapat berupa menikmati hiburan, memiliki banyak harta, kegiatan seksual dan sebagainya.

Istilah hedonisme sebenarnya sudah ada sejak lama, tepatnya sejak awal lahirnya ilmu filsafat dan manusia mulai berfilsafat pada tahun 400an sebelum masehi. Pandangan hedonisme ini muncul ketika seorang filsuf ternama pada saat itu, Socrates mulai mempertanyakan mengenai tujuan hidup manusia di dunia.

Awalnya pandangan hedonisme tidaklah menggambarkan perilaku negatif seperti yang ada saat ini, melainkan hanya untuk mendeskripsikan esensi dan eksistensi manusia di dunia. Namun seiring berjalannya waktu dan bergesernya zaman, mulailah orang-orang mendeskripsikan pandangan ini secara garis besar yang sama, bahwa hedonisme adalah pandangan hidup untuk mencari kesenangan sebagai tujuan utama dalam hidup.

Hedonisme di Era Modern



Di tengah arus perputaran informasi digital dan globalisasi seperti sekarang ini, makna hedonisme semakin memiliki konotasi yang negatif. Bagi sebagian besar masyarakat saat ini mendeskripsikan hedonisme sebagai sebuah perilaku konsumtif atau konsumerisme yang berdampak buruk bagi penganutnya juga orang disekitarnya.

Dua faktor utama yang mempengaruhi gaya hidup hedon ini berasal dari faktor internal dan eksternal, faktor-faktor lain diantaranya:

  • Sejak kecil sudah dimanjakan oleh kondisi yang serba ada. Orang tua sebagai penentu masa depan anaknya seharusnya tidak terlalu memanjakan keinginan anaknya, dengan memberi berbagai fasilitas dan kemudahan secara finansial sehingga membuat mental anak tersebut menjadi merasa harus selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Pada akhirnya tanpa pernah memperdulikan neraca kebutuhan malah membuatnya berketergantungan.
  • Kehadiran Influencer atau pemengaruh media sosial juga sangat mempengaruhi tingkat hedonisme. Kecemburuan untuk memiliki barang-barang mewah walaupun tahu tidak sanggup untuk mendapatkannya, ditambah dengan gengsi yang tinggi sehingga memaksakan segala cara walaupun harus berhutang demi memiliki barang yang diinginkan.
  • Pergaulan yang terlalu high class. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki standar hidup yang tinggi seringkali membuat rasa minder muncul ketika sesuatu tidak sepadan terjadi, yang akhirnya demi mengikuti pergaulan tersebut memaksa seseorang dan rela menghabiskan uangnya hanya untuk terlihat setara dalam pergaulannya.
  • Menjamurnya pinjaman online dengan jaminan berbagai kemudahan juga dapat menjebak seseorang untuk masuk ke dalam lingkaran hedonisme.

Cara Menghindari Perilaku Hedon dan Konsumtif



Perilaku hedon dan konsumtif dapat merusak kondisi keuangan di masa depan. Sebaiknya buang jauh-jauh gaya hidup seperti itu dan mulai lah berpikir tentang masa depan anda, berikut ini beberapa cara untuk menghindari perilaku hedon, antara lain:
  1. Buat Daftar Prioritas Kebutuhan
    Tindakan paling awal yang harus dilakukan agar terhindar dari perilaku hedon adalah dengan menyusun daftar kebutuhan prioritas. Susun daftar tersebut dan tanamkan dalam pikiran anda agar menjadi pengingat. Ketika timbul keinginan untuk membeli sesuatu atau di luar kebutuhan tersebut, anda akan berpikir panjang untuk menentukannya, apakah hal tersebut memang penting dan harus dilakukan atau sebenarnya anda hanya sekadar kepingin saja? Komitmen lah agar anda dapat membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keingininan.

  2. Mulai Menabung atau Berinvestasi
    Sisihkan uang pemasukan anda untuk ditabung, dan kalau bisa mulai lah berinvestasi agar kondisi keuangan anda tetap stabil dan anda tidak perlu khawatir lagi dengan dana darurat. Sebelum menyisihkan untuk tabungan dan investasi ada baiknya gunakan untuk pengeluaran rutin (prioritas) seperti membayar tagihan air, listrik, sewa rumah atau kalau ada bayarlah hutang terlebih dulu.

  3. Buat Catatan Keuangan
    Catat setiap pemasukan dan pengeluaran anda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besarnya anggaran yang nantinya akan digunakan, catat secara rinci sekecil apapun pengeluarannya agar anda dapat lebih mudah mengontrol keuangan kedepannya.

  4. Biasakan Untuk Bersedekah
    Hal yang satu ini mungkin terdengar klise. Tapi kebiasaan ini cukup efektif untuk menghindari perilaku hedon, sebab dengan beramal anda jadi akan tahu bahwa betapa masih beruntungnya anda dibanding orang-orang di luar sana. Bersyukur tidak ada salahnya bahkan hal ini baik dari segi spiritual. Hal tersebut juga akan membuat anda berpikir ribuan kali jika ingin menghambur-hamburkan uang, karena masih banyak orang yang butuh uluran tangan anda.
Itulah sedikit pembahasan mengenai budaya hedon dan bagaimana cara menghindarinya. Sekian artikel ini, semoga dapat menambah wawasan dan pelajaran kita agar lebih bijak lagi dalam memandang makna kehidupan dan bagaimana cara mengatur keuangan demi kehidupan masa depan yang lebih baik.

Share jika dirasa ini bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung! :)

Mengenal Hedonisme, Gaya Hidup Konsumtif yang Menjalar Generasi Muda Mengenal Hedonisme, Gaya Hidup Konsumtif yang Menjalar Generasi Muda Reviewed by Qweeki on 9:26 am Rating: 5
Powered by Blogger.